Hukum Karma
Entah hal itu ada atau tidak, tapi gue selalu berspekulasi tentang nyatanya hal tersebut. Banyak banget kejadian semacam hukum karma yang gue alami selama ini dan hampir semua menimpa kisah cinta gue.
Beberapa tahun yang lalu, saat gue masih kelas 3 smp gue deket sama seseorang namanya Dafa (nama samaran). Saat gue deket sama Dafa gue udah punya pacar waktu itu, namanya Fiki (nama samaran juga). Kedeketan gue sama Dafa bermula saat gue nemenin temen gue yati ketemu sama pacarnya. Saat itu pula pacarnya yati bersama dengan Dafa. Singkat cerita gue sama Dafa semakin dekat, semakin akrab dan semak belukar. Sampai gue memilih Dafa dan meninggalkan fiki yang udah gue pacarin selama tiga bulan lebih beberapa hari. Tapi pada akhirnya gue semacam dapat hukum karma. Satu bulan gue pacaran sama Dafa ternyata dia meninggalkan gue begitu saja, gue shock banget ketika dapet sms dari dia.
"Maaf yah, kita cukup sampai disini ajah" kurang lebinya seperti itu.
Guepun mendramatisir keadaan dengan menangis dibalik pintu kamar dari berdiri hingga terduduk dilantai sambil dengerin lagu iwak peyek. Gue pun kemudian kembali pada fiki, tapi berjalan hampir dua bulan kita berduapun putus. Gue tau sih karena memulai kembali kisah yang lama itu sulit. Sesulit memasak bakso dengan panas sinar matahari.
Saat gue Sma pun, gue mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Gue kembali meninggalkan orang yang bener-bener sayang sama gue dan memilih orang yang justru pada akhirnya menghianati gue.
Beberapa kali juga gue menyia-nyiakan orang yang sayang sama gue, entah mereka mengutuk gue atau mereka emang mau gue dikutuk atau malah gue dikutuk oleh mereka. Nah loh bingungkan? Intinya gue merasa seperti dikutuk. Karena setiap kali gue menyakiti perasaan seseorang entah itu sengaja atau gak sengaja pasti berdampak buruk pada cinta yang akan gue alami setelahnya. Dan benar saja, spekulasi gue menjadi nyata. Karma itu selalu gue rasain. Mulai dari di tinggal in tanpa alasan, di duain, balikan sama mantannya, ngerasa udah gak cocok, udah gak cinta. Udah mati.
Entah kenapa orang yang selalu gue sia-sian adalah orang-orang yang tulus dan mempertahankan perasaannya cukup lama ke gue, yang rela menunggu dengan waktu yang pajang, bersikap baik ke gue, care ke gue, tapi bodohnya gue gak pernah bisa bales perasaan mereka. Jangankan bales perasaan, kadang bales sms pun juga sering gagal karena gak ada pulsa. Tetapi terkadang mereka menjadi kekuatan untuk gue, tapi kadang juga membuat gue tertekan dan lemah ketika mereka mengungkapkan tangis karena ego gue. Apalagi gue orangnya gak enakan.
Gue selalu merasa serba salah. Gue sebenernya gak pengen nyakitin perasaan mereka tapi disisi lain gue gak cinta. Umpamanya Kucing dipaksa cinta sama ayam, pasti gabakal mau. Karena menurut hukum newton ll meong dan kukuruyuk tidak menghasilkan gaya gesek. Apalagi perasaan manusia. Tapi gimana lagi, kadang ketika gue mengabaikan mereka, gue takut terkesan jahat dan tidak berperi kemanusiaan. Tapi kalau gue terus bersikap baik gue takut malah semakin berharap sedangkan gue hanya sekedar menghargai perasaannya saja. Dibilang PHP pun sering, awalnya gue gak ngerti PHP tuh apaan, gue kira PHP itu Penjual Handphone Palsu. Tapi ternyata PHP adalah pemberi harapan palsu, tapi gue rasa PHP lebih tepat untuk mereka dengan arti Pengharap Harapan Palsu, karena gue gak merasa telah memberikan harapan palsu.
Hingga sekarang sebenernya gue masih merasa takut, seakan spekulasi gue tentang hukum karma itu akan kembali menimpa kisah cinta gue lagi. Apalagi dengan salah satu orang yang saat ini masih berharap sama gue dan gue abaikan dia karena merasa risih dan gue merasa bahwa dia terlalu memaksa dan over ke gue. Menolaknya secara halus udah gue lakuin, minta maaf udah gue lakuin, tapi yang namanya perasaan yah susah juga. Gue cuma takut ajah hukum karma itu datang lagi sama hubungan yang sekarang gue jalanin. Walau gue berusaha untuk berdoa pada tuhan, tapi gue selalu yakin bahwa balasan itu pasti selalu ada. Tapi semoga saja tidak terjadi.
Semoga....
Beberapa tahun yang lalu, saat gue masih kelas 3 smp gue deket sama seseorang namanya Dafa (nama samaran). Saat gue deket sama Dafa gue udah punya pacar waktu itu, namanya Fiki (nama samaran juga). Kedeketan gue sama Dafa bermula saat gue nemenin temen gue yati ketemu sama pacarnya. Saat itu pula pacarnya yati bersama dengan Dafa. Singkat cerita gue sama Dafa semakin dekat, semakin akrab dan semak belukar. Sampai gue memilih Dafa dan meninggalkan fiki yang udah gue pacarin selama tiga bulan lebih beberapa hari. Tapi pada akhirnya gue semacam dapat hukum karma. Satu bulan gue pacaran sama Dafa ternyata dia meninggalkan gue begitu saja, gue shock banget ketika dapet sms dari dia.
"Maaf yah, kita cukup sampai disini ajah" kurang lebinya seperti itu.
Guepun mendramatisir keadaan dengan menangis dibalik pintu kamar dari berdiri hingga terduduk dilantai sambil dengerin lagu iwak peyek. Gue pun kemudian kembali pada fiki, tapi berjalan hampir dua bulan kita berduapun putus. Gue tau sih karena memulai kembali kisah yang lama itu sulit. Sesulit memasak bakso dengan panas sinar matahari.
Saat gue Sma pun, gue mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Gue kembali meninggalkan orang yang bener-bener sayang sama gue dan memilih orang yang justru pada akhirnya menghianati gue.
Beberapa kali juga gue menyia-nyiakan orang yang sayang sama gue, entah mereka mengutuk gue atau mereka emang mau gue dikutuk atau malah gue dikutuk oleh mereka. Nah loh bingungkan? Intinya gue merasa seperti dikutuk. Karena setiap kali gue menyakiti perasaan seseorang entah itu sengaja atau gak sengaja pasti berdampak buruk pada cinta yang akan gue alami setelahnya. Dan benar saja, spekulasi gue menjadi nyata. Karma itu selalu gue rasain. Mulai dari di tinggal in tanpa alasan, di duain, balikan sama mantannya, ngerasa udah gak cocok, udah gak cinta. Udah mati.
Entah kenapa orang yang selalu gue sia-sian adalah orang-orang yang tulus dan mempertahankan perasaannya cukup lama ke gue, yang rela menunggu dengan waktu yang pajang, bersikap baik ke gue, care ke gue, tapi bodohnya gue gak pernah bisa bales perasaan mereka. Jangankan bales perasaan, kadang bales sms pun juga sering gagal karena gak ada pulsa. Tetapi terkadang mereka menjadi kekuatan untuk gue, tapi kadang juga membuat gue tertekan dan lemah ketika mereka mengungkapkan tangis karena ego gue. Apalagi gue orangnya gak enakan.
Gue selalu merasa serba salah. Gue sebenernya gak pengen nyakitin perasaan mereka tapi disisi lain gue gak cinta. Umpamanya Kucing dipaksa cinta sama ayam, pasti gabakal mau. Karena menurut hukum newton ll meong dan kukuruyuk tidak menghasilkan gaya gesek. Apalagi perasaan manusia. Tapi gimana lagi, kadang ketika gue mengabaikan mereka, gue takut terkesan jahat dan tidak berperi kemanusiaan. Tapi kalau gue terus bersikap baik gue takut malah semakin berharap sedangkan gue hanya sekedar menghargai perasaannya saja. Dibilang PHP pun sering, awalnya gue gak ngerti PHP tuh apaan, gue kira PHP itu Penjual Handphone Palsu. Tapi ternyata PHP adalah pemberi harapan palsu, tapi gue rasa PHP lebih tepat untuk mereka dengan arti Pengharap Harapan Palsu, karena gue gak merasa telah memberikan harapan palsu.
Hingga sekarang sebenernya gue masih merasa takut, seakan spekulasi gue tentang hukum karma itu akan kembali menimpa kisah cinta gue lagi. Apalagi dengan salah satu orang yang saat ini masih berharap sama gue dan gue abaikan dia karena merasa risih dan gue merasa bahwa dia terlalu memaksa dan over ke gue. Menolaknya secara halus udah gue lakuin, minta maaf udah gue lakuin, tapi yang namanya perasaan yah susah juga. Gue cuma takut ajah hukum karma itu datang lagi sama hubungan yang sekarang gue jalanin. Walau gue berusaha untuk berdoa pada tuhan, tapi gue selalu yakin bahwa balasan itu pasti selalu ada. Tapi semoga saja tidak terjadi.
Semoga....
Comments
Post a Comment