Try Out Matematika
Selasa, 1 Maret 2016. Saat itu hujan yang cukup deras di pagi hari mengguyur basah kampung halaman gue. Saat itu pula gue akan melaksanakan Try out disekolah pelajaran Matematika dan biologi.
Hujan tak kunjung berhenti juga, waktu sudah menunjukan pukul 7 lebih, gue bener-bener panik saat itu. Gue bingung banget gimana caranya supaya bisa sampe kesekolah dengan cuaca yang hujan seperti ini. Akhirnya gue menemukan dua cara. Yang pertama adalah baca mantra pereda hujan.
"Tau rang tau rang udane sing terang" dibaca 100 kali sambil menahan nafas. Hehe mati duluan kali yah?
Alhasil cara pertama tersebut "Gatot kaca" alias gagal total kacian ah. Karena hujan tidak kunjung reda juga, tidak ada cara lain. Gue harus menggunakan cara yang kedua, yaitu dengan berangkat ke sekolah sambil hujan-hujanan lebih tepatnya sih kehujanan atau yang lebih tepat lagi hujan-hujanan yang kehujanan.
Waktu telah menunjukan kurang lebih pukul 07:35 , iyah gue tau gue udah telat 5 menit. Gue langsung berangkat naik motor pake jaket. Sekitar 3 menitan gue sampe di parkiran sekolah dan gue basah kuyup. Gue lepas jaket gue, gue taroh di bagasi. Kemudian gue peras kerudung gue yang basah itu. Kebetulan waktu itu ada 3 anak lain yang telat juga dua cowo dan 1 cewe temen gue namanya kasanah. Sambil menuju ke kelas dengan terburu-buru kasanah bilang ke gue.
"Aduh di gintung tuh ujannya gede banget" ucap kasana.
Sebenernya sih gue gak nanya si sama kasanah digintung ujan apa engga, karna tanpa dia bilang pun gue tau karna kita berdua sama-sama basah. Dasar kasanah.
Akhirnya gue sampai di ruang Try out gue dan benar saja, gue terlambat sekitar 10 menitan. Dengan baju, kerudung, serta tangan yang basah gue agak kesulitan untuk ngisi data di Ljk. Guepun melingkis baju gue dan mulai mengisi data sedangkan yang lain sudah mulai mengerjakan soal. Tapi gue tetep santai walau tangan gue agak gemeteran dikit, karna dingin banget coeg. Selesai mengisi data, gue langsung mengisi soal Matematika. Di awali dengan doa dan kepercaya dirian gue pun mengerjakan satu persatu soal-soal tersebut. Sekitar 15 menitan gue berhasil mengerjakan 5 soal yang gue rasa gue jawab dengan jawaban yang benar. Setelah itu bensin abis alias mogok. Gue dibuat pusing sama soal-soal matematika, karna dari apa yang gue pelajarin semalam ternyata soal-soal di TO jauh lebih sulit. Tapi gue gak mau nyerah, karena malu sama D'MASIV. Gue berusaha untuk mengingat kembali rumus-rumus yang telah gue pelajari disekolah dan lumayan tetep gabisa gue kerjain dengan benar. Lalu gue pun mencoba mengerjakan dengan logika dan kali ini lumayan bikin pusing tapi ada beberapa yang bisa gue jawab. Waktu terus bergulir, suasana udah gak tenang lagi udah gak bisa dipake buat mikir, karna dari segala penjuru tampak teman-teman lain sedang ribut meminta dan berbagi jawaban dengan teman yang lain. Walau emang gak terlalu ribut, tapi itu mengganggu telinga dan fokus gue untuk berfikir, selain itu juga gue menggigil kedinginan.
Selang beberapa lama, pengawas meberitahu bahwa waktu tinggal setengah jam lagi sedangkan gue baru ngerjain hampir setengahnya. Gue bener-bener panik dan gada cara lain. Dengan waktu yang tersisa akhirnya gue pun memilih untuk menggunakan rumus tepis yang gue pelajarin semalam di internet. Gue pun sudah tidak memperdulikan soal-soalnya dan fokus untuk mengamati opsion jawabannya dari A sampe E. Gue mencoba untuk menganalisis letak salah satu jawaban yang benar dengan menibaratkan gue sendiri menjadi sang penulis soal. Maksudnya begini, ketika gue membuat soal pasti gue tau jawaban yang benarnya dan mencoba untuk mengecoh jawaban dari si yang mengerjakan soal dengan menjadikan opsion yang salah mirip dengan jawaban yang benarnya. Misal jawaban benar adalah 2 dan jawaban salah adalah -2 . Intinya dengan memahami betul bagaimana cara si pembuat soal mengecoh kita.
Akhirnya gue selesai dengan tepat waktu dan memasrahkannya kepada tuhan.
Belajar lagi yeeeeay...
Selang beberapa lama, pengawas meberitahu bahwa waktu tinggal setengah jam lagi sedangkan gue baru ngerjain hampir setengahnya. Gue bener-bener panik dan gada cara lain. Dengan waktu yang tersisa akhirnya gue pun memilih untuk menggunakan rumus tepis yang gue pelajarin semalam di internet. Gue pun sudah tidak memperdulikan soal-soalnya dan fokus untuk mengamati opsion jawabannya dari A sampe E. Gue mencoba untuk menganalisis letak salah satu jawaban yang benar dengan menibaratkan gue sendiri menjadi sang penulis soal. Maksudnya begini, ketika gue membuat soal pasti gue tau jawaban yang benarnya dan mencoba untuk mengecoh jawaban dari si yang mengerjakan soal dengan menjadikan opsion yang salah mirip dengan jawaban yang benarnya. Misal jawaban benar adalah 2 dan jawaban salah adalah -2 . Intinya dengan memahami betul bagaimana cara si pembuat soal mengecoh kita.
Akhirnya gue selesai dengan tepat waktu dan memasrahkannya kepada tuhan.
Belajar lagi yeeeeay...
Comments
Post a Comment