Penyesalan
Kedekatan kami berubah setelah kejadian bodoh itu.
Persahabatan yang kami bangun selama hampir delapan tahun, tiba-tiba runtuh
begitu saja oleh beberapa lontaran kalimat.
Malam itu tongkrongan sedang ramai, Aku, Melati,
Edgar, Bili dan Egi Tengah asik menikmati secangkir kopi hangat dengan martabak
manis rasa pisang keju. Menu tersebut sudah menjadi makanan favorit kita kalo
ditongkrongan. Disela-sela canda tawa kita semua, tiba-tiba Edgar mengajakku
ketempat lain yang tidak jauh dari situ.
“Nes, ikut gue dulu yuk!” Ajak Edgar.
“Kemana?” Tanyaku.
“Kesana bentar yuk!” Ucapnya sambil menarik
tanganku.
Kami berduapun menjauh dari anak-anak yang lain,
disitu kami hanya berdua berdiri di bawah bintang-bintang dan dinginnya malam
yang seakan menyejukkan. Tiba-tiba Edgar memegang kedua tanganku dan menatapku
dengan mata yang indah.
“Agnes, Kita udah kenal lama, udah tujuh tahun lebih
kita bersahabat dan selama itu juga hampir selama 3 tahun aku memendam rasa
yang beda ke kamu, dari kita yang sering jalan berdua, kemana-mana juga sering
berdua, becanda bareng. Dari situ aku ngerasa kalo kamu adalah orang yang tepat
dan malam ini adalah saat yang tepat juga untuk aku ungkapin perasaan
ini. Aku sayang kamu nes, Aku cinta sama kamu, Aku mau kita lebih dari sekedar
sahabat nes” Ucapnya dengan penuh ketulusan.
Aku terkejut dan hanya bisa terdiam. Aku benar-benar
bingung dengan apa yang diucapkan edgar saat itu.
“Nes, jawab nes!” Ucap edgar membangunkan diamku.
“Edgar kamu ngomong apa sih? Kita ini kan sahabat,
kamu ngak seharusnya ngomong kaya gitu” Ucapku dengan kecewa karena ungkapan
Edgar.
Akupun langsung pergi meninggalkan Edgar dari tempat
itu dan langsung pulang.
“Bili, anterin gue pulang!” Ajakku pada bili.
“Loh kok pulang nes, inikan masih setengah
sembiiiil....an ?” Tanya melati sambil menatap wajah kesalku.
Kemudian aku dan billi sampai didepan rumahku.
“Thanks yah bill, gue masuk dulu” Ucapku.
“Eh eh eh bentar nes.. nesss...” Ucap bili
mengiringi langkahku.
Saat dikamar aku memilih untuk mematikan handphone
untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak yang lain. Aku juga
tidak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi. Entahlah tidurpun rasanya
gelisah.
Keesokan harinya disekolah saat istirahat.
“Agnesss....” Suara panggilan melati.
“hemmmm?” jawabku menggumam.
“Elo tuh yah kekantin gak ngajak-ngajak sahabat lo
yang cantik ini dan mempesona, parah banget” Ucap melati sambil ngomel.
“Kok elo sendirian? Biasanya sama egi?” Tanyaku pada
melati.
“Gak tau deh anak-anak cowo tuh lagi pada sibuk di
OSIS” Jawab melati.
Akupun kemudian kembali melamun. Kala itu Edgar,
bili, dan egi tiba-tiba datang menghampiri kami berdua.
“Nah disini lo berua rupanya” Ucap bili.
“Langsung ajah gar” Sambung egi.
“Gimana maksudnya?” Tanya Edgar bingung.
“Yaelah, ok gini nih buat agnes. 50 hari lagi itu
mau ada festival, Nah kita selaku Anggota osis dan Edgar selaku ketua osis
ingin meminta lo untuk jadi Mc di acara festival nanti sama Edgar, kaya biasa”
Ucap bili menerangkan.
“Emm, sorry kayanya gue gak bisa deh, Euh gue
ke kelas dulu deh gak enak badan”. Ucapku menghindari mereka.
Entah kenapa setiap kali ada Edgar rasanya ada
booster yang mendorong aku untuk jauh dari dia.
3 Minggu setelah kejadian malam itu, aku sama edgar
benar-benar jadi jauh. Kita jadi canggung kalo berpapasan. Menyapanya pun
rasanya enggan. Kejadian malam itu benar-benar merusak kedekatan aku dan Edgar.
Entahlah sekolah sekarang udah gak asik lagi. Biarpun kita berlima sering
ngumpul dikantin tapi rasanya beda, gue yang biasanya comel, nyerocos, rame dan
sering becanda sama Edgar jadi diem-dieman gini. Gue gak tau kenapa, sejak
kejadian malam itu gue gak berani untuk memulai percakapan dengan Edgar.
Tampaknya anak-anak yang lainpun juga sudah tau kalau aku dan Edgar sedang ada
masalah. Sampe melatipun bilang.
“Nes, gue udah denger semuanya dari Egi sama bili
tentang masalah lo sama edgar” ucap melati dengan memulai obrolan.
“Entahlah mel, gue gak ngerti sama semua ini”
Jawabku.
“Nes, sebenernya kalo menurut gue, yang diucapin
Edgar tuh gaada salahnya. Lo seharusnya beruntung kali, dicintai oleh orang
seperti edgar. Lo tau sendiri kan edgar itu banyak banget yang suka tapi dia
nolak semuanya dan milih elo, udah gitu dia kan udah sering banget berkorban
but elo. Kemana-mana kalian sering berdua udah cocok banget tau. Tapi anehnya
lo malah mikirnya lain Edgar tuh baik nes, lo bego kalo sia-siain dia” Ucap
melati menegaskan.
“Gue Cuma gak mau ngerusak persahabatan yang udah
kita jalin selama ini mel” Jawab gue.
“Iyah gue juga ngerti kok nes” Ucap melati sambil
tersenyum
Beberapa malam kemudian, aku baru sadar selama ini
Edgar selalu ada buat aku. Dia sosok yang tulus. Selama ini aku juga baru
menyadari kalo Edgar itu orang yang selalu bikin aku ceria dan happy untuk
ngejalanin hari-hari. Dia pelangi yang sebenarnya. Rasa nyaman saat dekat
dengannya yang selama ini gak pernah aku sadari. Disisa-sisa penyesalan ini
yang kemudian ditimpa dengan pupusnya harapan, karena sekarang sepertinya
Edgar sudah menemukan sosok pujaan hatinya. Perempuan itu adalah Tiara, teman
sekelasku sekaligus wakil ketua Osis. Sepertinya mereka bahagia, aku bisa
merasakannya dari kebersmaan, canda dan tawa mereka yang sering aku jumpai
dengan tanpa sengaja.
Penyesalan ini cukup untuk jadi sebuah pelajaran
bagiku bahwa Dicintai seseorang yang belum kita cintai, tidak mengharuskan kita
untuk menjauhinya. Sebelum penyesalan itu datang menjeput.
#TAMAT
By : Atika Oey
Comments
Post a Comment