Malam Terakhir


Rasa sakit yang sampai saat ini tidak kunjung hilang telah membawaku pada kesendirian dan kesepian. Kamar seolah menjadi tempat terbaik sedunia. Pena serta lembaran-lembaran kertas yang seakan adalah teman terbaik atas segala kekecewaan yang menerpa hidupku sekarang.

Aku tak mampu melupakan tangis sesak dimalam itu, rengkuhan dan peluk terakhirnya yang menyisakan luka yang begitu mendalam. Dio tak banyak bicara kala itu, sampai akhirnya kami berdebat. Tapi ada beberapa kalimat yang ia lontarkan, yang begitu merobek hati dan jiwaku.

“Maafin aku Nis, kita akhiri semua cukup sampai disini” Ucap dio dengan matanya yang berbinar-binar dengan penuh rasa bersalah.

Aku pun terkejut dan langsung membantahnya dengan 1 pertanyaan.

“Maksud kamu apa yo? Kenapa harus kaya gini? Kita udah jalanin ini selama 4 tahun. 4 tahun dio? Kenapa?” Tanyaku sambil  akan menangis tak kuasa.

“Aku ngerasa kita udah gak cocok nis, kita udah beda. Aku tau ini sulit, tapi aku gak bisa ngebohongin hati aku. Aku udah gak bisa nyaman lagi sama kamu nis, aku minta maaf. Aku berterimakasih  banget untuk semua waktu yang selama ini kamu kasih ke aku dan kamu juga gak salah kok, hanya sajah aku ngerasa kalau aku bukan lelaki yang pantas untuk kamu nis, diluar sana masih banyak lelaki yang jauh lebih pantas buat kamu dan itu bukan aku” Ucapnya dengan penuh rasa bersalah.

“Dio aku masih sayang banget sama kamu, kamu ngerti enggak sih?” Ucapku sambil menangis gemetar.

Seketika itu Dio langsung merengkuh dan memelukku erat dan berbisik.

“Maaf nis, maafin aku, tapi aku gak bisa, lupain aku nis”

Malam itu adalah malam terakhir kita berpelukan. Selepas itu dio mengusap air mataku dan pergi dengan berjalan menundukkan kepalanya. Ketika sampai diseberang jalan dia menengok dan tersenyum dengan mata yang penuh kepalsuan. Aku tak mampu bangun dari kursi taman itu, aku terlalu rapuh untuk berdiri dan berjalan pulang. Sampai alya datang.

“Anisa, kamu kenapa?” Tanya alya dengan sedikit terkejut keheranan.

Akupun hanya menangis dan menggeleng-gelengkan kepala.

“Nis ayo kita pulang, ngapain disini? ini udah malem loh” Ajak alya sambil mengulurkan tangannya.

Sesampainya di kamar aku benar-benar tidak menyangka dengan apa yang telah terjadi dimalam ini, semua seperti mimpi buruk yang menerpa tidurku. Semalaman aku menangis sesak karnanya. “Dio” Namanya tidak bisa hilang begitu sajah dari hati dan fikiranku. Bagaimana bisa aku melupakannya, semua cintaku ada padanya.

5 Bulan telah berlalu, hari-hariku masih terasa sepi serta kelabu dan dio tetap tidak pernah bisa hilang dari hati serta fikiranku, dia masih tetap menjadi cinta terindahku. Aku tidak bisa membuka hatiku untuk cinta yang lain. Sekalipun aku tidak tahu dimana dio sekarang. Karena sejak malam itu dio menghilang tanpa kabar apapun hingga sekarang. Aku mencoba untuk menghubunginya sekedar ingin menanyakan kabar lewat sosial media, tapi semua sosial medianya sudah tidak ada yang aktif. Entahlah, cinta ini begitu buta. Lelaki yang sudah jelas menyakitiku tapi masih tetap sajah aku cintai. Tapi, semua kolegaku tak ada yang tega melihatku seperti ini. Salah satunya alya.

“Nis, move on nis, Lupain dio!” Ucap alya dengan wajah memelas.

Dan akupun membalasnya dengan senyuman kecil.

1 Tahun telah berlalu, Dio masih tidak pernah hilang dari hatiku, malah aku merasa rindu padanya. Aku seperti orang yang tidak waras. Rasanya sulit sekali untuk berlogika. Berkali-kali alya mengingatkanku untuk melupakan dio, sampai alya merasa lelah.

“Entahlah nis, aku udah cape sendiri ngingetin kamu dan Ini udah setahun loh nis, masa kamu gak mau move on juga?” Ucap alya dengan lagaknya yang pasrah.

“Gini yah al, aku sama dio itu gak pernah ada masalah apapun saat sebelum kita putus. Dia tiba-tiba ngajak aku ketemu ditaman dan dia bilang semuanya dan dia... diaaa pergi...” Ucapku dengan menangis diujung kalimat.

“Niiiss...” Ucapnya sambil mengelus bahuku.

“Berat banget al, kita udah lama banget jalanin hubungan itu. Kenangan itu masih sangat membekas dihati aku al, dio itu... dia baik banget al, dia beda. Dio gak mungkin mutusin aku cuma karena perempuan lain. Itu gak mungkin. Dia pergi dengan alasan yang sulit untuk dimengerti” Ucapku dengan menangis.

1 setengah tahun telah berlalu...

“Bruuukk...” Suara buku jatuh.

“Eh maaf aku gak sengaja” Ucapku pada seorang perempuan yang tak sengaja aku tabrak ketika sedang berjalan.

“Ka anisa?” Tanya perempuan tersebut dengan sedikit terkejut.

“Olive?” Ucapku dengan terkejut pada perempuan tersebut dan dia olive, adiknya dio.

“Kamu kok ada disini? Eh duduk dulu yuk!” ajakku.

Kami pun duduk dan mengobrol di kursi taman kampus. Kemudian olive menyampaikan hal yang sangat mengejutkan dan membuatku langsung meneteskan air mata.

“Ka Dio sekarang sakit ka. Ka dio masih koma selama satu tahun ini. Sesaat sebelumnya ka dio kritis selama 4 bulan” Ucap olive sambil menangis.

“Dio... Dio sakit apa olive?” Tanyaku dengan terkejut sambil menangis.
“Kanker otak” jawabnya sambil menangis.

Aku begitu terkejut, karena selama ini dio tidak pernah memberitahuku atas semua penyakitnya itu. Keesokan harinya aku mengajak alya pergi ke bandung bersama olive untuk menjenguk Dio.

Sore Hari kami sampai dibandung, tepatnya dirumah sakit. Disana nampak ramai saudara-saudara Dio. Akupun bersalaman dengan mamah papahnya dio.

“Kamu kemana ajah nis, baru nengokin?” Tanya tante ulfa/mamahnya dio padaku
.
“Aku minta maaf tante, aku baru dapet kabar sekarang, aku mau liat Dio tante” jawabku.

Akupun masuk kedalam ruangan. Aku begitu terkejut melihat dio yang terbaring lemah tak berdaya dengan kondisi fisik yang sudah 80% berubah. Air mataku tak kuasa untuk tertahan, bibirku gemetar dan aku sangat shock sekali melihat keadaan Dio yang sekarang. Bagaimana mungkin aku tidak sakit melihat sosok lelaki yang begitu aku cintai terbaring tak berdaya seperti ini dengan banyak selang dan kabel ditubuhnya.Alya pun ikut menagis disampingku. Lalu terdengar suara perempuan dari belakang.

“Kalian Jangan lupa do’ain untuk kesembuhan dio yah” Ucap tante ulfa pada kami.

Malam harinya aku, memilih untuk ikut menginap dirumah sakit menemani tante ulfa. Tante ulfa bercerita semua tentang dio, semuanya ia ceritakan dari dio kecil sampai sekarang. Tiba-tiba dokter datang bersama dua orang suster, lalu masuk keruangan dio untuk memeriksa keadaannya. 15 menit kemudian dokter tersebut keluar.

“Bu ulfa, kami semua minta maaf” ucap sang dokter.

“Ada apa dok, maksudnya bagaimana?” Tanya tante ulfa dengan bingung.

“Saudara Dio, telah meninggal dunia” Ucap sang dokter menegaskan.

Semua orang terkejut kala itu. Tante ulfa pun pingsan seketika. Semua orang menangis termasuk aku, aku merasa benar-benar telah kehilangan separuh jiwaku.

Dipagi hari setelah pemakaman dio, olive memberiku sebuah kotak yang didalamnya terdapat surat dan benda-benda kenangan aku sama dio.

Malam itu adalah malam terakhir dan paling terakhir untuk aku bisa melihat dio di dunia ini. Dia telah pergi bersama cintaku di dimensi yang berbeda.

Selamat jalan cintaku, i love you dio.


#TAMAT. 
By : Atika Oey


Comments


  1. Admin numpang promo ya.. :)
    cuma di sini tempat judi online yang aman dan terpecaya di indonesia
    banyak kejutan menanti para temen sekalian
    cuma di sini agent judi online dengan proses cepat kurang dari 2 menit :)
    ayo segera bergabung di fansbetting atau add WA :+855963156245^_^
    F4ns Bett1ng agen judi online aman dan terpercaya
    Jangan ragu, menang berapa pun pasti kami proseskan..
    F4ns Bett1ng

    "JUDI ONLINE|TOGEL ONLINE|TEMBAK IKAN|CASINO|JUDI BOLA|SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWw.F4ns Bett1ng.COM

    DAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> di add WA : +855963156245^_^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts